Fenomena Kotak Kosong Dalam Pemilihan Bupati Gresik Hebohkan Publik Gresik
Gresik - Memasuki masa akhir dari periode kepemimpinan H. Fandi Ahmad Yani dan Hj. Aminatun Habibah, Kabupaten Gresik kini bersiap untuk menggelar pesta demokrasi lima tahun sekali. Pada kontestasi kali ini, H. Fandi Ahmad Yani sebagai bupati Kabupaten Gresik periode ini akhirnya memutuskan untuk kembali maju mencalonkan diri menjadi calon bupati Kabupaten Gresik periode 2024-2029. Namun untuk kesempatan kali ini, posisi calon wakil bupati Gresik tidak lagi ditempati oleh Hj. Aminatun Habibah, melainkan lawan dari Gus Yani sendiri pada pemilihan bupati tahun 2019 yang lalu, yaitu Dr. H. Ashluchul Alif.
Pada hari selasa tanggal 27 Agustus yang lalu, pasangan H. Fandi Ahmad Yani dan Dr. H. Ashluchul Alif melakukan pendaftaran sebagai calon bupati dan wakil bupati Kabupaten Gresik periode 2024-2029 di gedung KPU Kabupaten Gresik. Pasangan calon ini diketahui berhasil mendapatkan dukungan oleh seluruh partai politik di Kabupaten Gresik dengan pengusung utamanya adalah partai gerindra.
Dengan didukungnya pasangan Gus Yani dan Dokter Alif ini oleh seluruh partai politik di Kabupaten Gresik, maka hal ini menyebabkan tidak adanya pasangan calon lagi yang mendaftar ke KPU Gresik. Peristiwa ini lantas mengakibatkan terjadinya duel antra pasangan Gus Yani dan Dokter Alif melawan kotak kosong.
Terjadinya fenomena duel melawan kotak kosong ini akhirnya langsung memicu komentar dari beberapa netizen. Tak sedikit dari netizen yang menyayangkan terjadinya hal tersebut dan berambisi untuk memenangkan kotak kosong itu. Terlebih lagi sebelumnya, terdapat seseorang bernama M. Syahrul Munir yang sempat digadang-gadang oleh PKB untuk menjadi penantang dari Gus Yani yang akhirnya batal maju dalam kontestasi tersebut. Hal ini pun menimbulkan berbagai gerakan oleh netizen, salah satunya adalah gerakan golput. Hal ini bisa dilihat dari komentar beberapa netizen di akun instagram infogresik dan akun-akun instagram lainnya.
Jiddan Gamal Qondas, salah seorang mahasiswa asal Gresik program studi hukum tata negara Institut Sunan Drajad Lamongan menyatakan bahwa gerakan golput tersebut merupakan suatu hal yang berbahaya dalam demokrasi. Ia juga menuturkan bahwa hal ini diakibatkan oleh minimnya pilihan calon yang tersedia.
"Ini juga bahaya ini, Sehingga bagaimana masyarakat hari ini diperlihatkan demokrasi yang tidak memiliki banyak pilihan dan hanya ada satu pilihan saja", tuturnya.
Menurutnya, fenomena kotak kosong ini bisa terjadi karena diakibatkan oleh tidak adanya kendaraan politik bagi calon lain untuk mendaftar dan minimnya modal untuk maju dalam kontestasi.
Di satu sisi, salah satu warga bernama M. Ubaidillah At Tamimi berpendapat bahwa apabila nanti kotak kosong terpilih, maka dikhawatirkan akan ada kurangnya tanggung jawab dari PJ bupati yang terpilih dikarenakan status posisinya yang hanya sebagai penanggung jawab dan bukan bupati.
"Takutnya nanti tidak ada yang peduli apapun itu karena dia hanya posisi PJ saja", ungkapnya.
Sementara itu, Silvi Tita Sari sebagai anggota BAWASLU Kabupaten Gresik mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk tetap bijak dalam menentukan pilihan dalam pemilihan bupati kali ini. Karena menurutnya melalui pemilihan ini, wajah Kabupaten Gresik 5 tahun ke depan akan ditentukan.
Nama : Moh. Basim Al Khadziq
NIM : 24041184114

Komentar
Posting Komentar